A. Judul Percobaan : Reaksi Hopkins-Cole
B.
Tujuan
Percobaan : Menguji kandungan Tryptophan pada
bahan makanan
C. Kajian
Teori
:
Uji Hopkins-Cole
digunakan untuk menunjukan inti indol asam aminotriptofan yang ditandai dengan
terbentuknya cincin berwarna ungu pada sampel percobaan. Jadi reaksi
Hopkins-Cole merupakan cara untuk menguji keberadaan Asam amino tryptofan pada
bahan makanan. Pereaksi Hopkins Cole mengandung asam glioksilat
(HgSO4). Prinsip uji Hopkins-Cole adalah kondensasi inti
indol dengan aldehid dimana jika terdapat asam kuat yang menyebabkan
terbentuknya cincin ungu pada bidang batas. Reaksi tersebut hanya akan berhasil
jika ada oksidator kuat, seperti senyawa H2SO4 yang digunakan pada
percobaan ini. Fungsi penambahan asam sulfat ini adalah sebagai oksidator agar
terbentuk cincin ungu pada larutan sampel (Poedjiadi 2007).
Gambar
3.1 Reaksi Hopkins-Cole (Joshy dan Saraswat 2002)
Gambar 3.2 Gugus asam amino Triptofan (Yuwono
Triwibowo 2005)
Larutan protein yang mengandung tryptofan
direaksikan dengan asam glioksilat, kemudian ditambahkan asam sulfat pekat
sehingga membentuk larutan pekat berwarna violet.
2.
Alat
dan Bahan
Alat:
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Rak tabung
|
2 buah
4 buah
1 buah
|
Bahan:
-
Larutan Millon
-
Larutan Formaldehid
-
Larutan H2SO4
-
Putih Telor
|
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
|
3.
Sifat
Fisika dan Sifat Kimia bahan
1)
Sifat
Fisika
a.
Formaldehid
: cairan jernih (tidak berwarna), berbau menusuk, titik didih dan titik cair yaitu 96oC dan –15oC
b.
H2SO4
:
-
Asam sulfat murni berupa cairan bening
seperti minyak
Kap(25 °C)=
[H3SO4+][HSO4−] = 2,7 ×
10−4.
2)
Sifat
Kimia
a.
Formaldehid
:
Berat
jenis dan pH : 1.08 gr/cm3 dan 2.8
Volatilasi
(21oC) :
100
Kepadatan
uap (1 atm): 1.04
Tekanan
Uap: 1.3 @ pada 20
b.
H2SO4
:
-
Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan
logam via reaksi penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan
logam sulfat
4.
Langkah
Percobaan
Langkah pertama membuat
larutan A yaitu protein encer dan larutan B yaitu protein pekat. Lalu masing-masing
larutan di teteskan 1 mL formaldehid dan 1 tetes larutan millon melalui dinding
tabung. Kemudian mengocok hingga terjadi 2 lapisan. Langkah terakhir adalah
mengamati perubahan warna dan adanya endapan yang terjadi kemudian mencatat
pada tabel pengamatan.
D.
Hasil Pengamatan
Dari
praktikum yang telah kami lakukan di dapat data hasil pengamatan sebagai
berikut.
No
|
Bahan
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
1
|
·
Protein cair
·
Formaldehid
·
Milon
·
H2SO4
|
Dicampur lalu dikocok
|
·
Warna putih
bening
·
Bening
·
Bening
·
Bening
|
o
Terbentuk 2
lapisan dan ada lingkaran warna ungu
|
2
|
·
Protein pekat
·
Formaldehid
·
Milon
·
H2SO4
|
Dicampur lalu dikocok
|
·
Warnanya
kuning bening
·
Bening
·
Bening
·
Bening
|
o
Terbentuk 2
lapisan. Lapisan pertama berwarna bening kekuningan dan lapisan kedua seperti
endapan berwarna orange keunguan
|
E.
Analisis Data
Pada tabel dapat dilihat
bahwa pada percobaan 1 dengan menggunakan bahan uji berupa protein (putih
telur) yang telah diencerkan, kemudian di campur dengan reagen serta H2SO4.
Dari percobaan ini diperoleh perubahan pada keadaan sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan. Semua bahan yang digunakan awalnya berwarna bening/ putih
bening. Kemudian setelah diperlakukan dengan dicampur dan dikocok muncul 2
lapisan serta adanya cincin atau lingkaran ungu.
Sedangkan pada percobaan
2, bahan yang digunakan adalah sampel protein (putih telur) pekat, kemudian
dicampur dengan reagen dan H2SO4. Dari percobaan 2
diperoleh hasil perubahan yang berbeda dari percobaan 1. Pada percobaan 2
perubahan yang terjadi adalah setelah perlakuan, terbentuk pula 2 lapisan.
Namun tidak terbentuk cincin ungu. Lapisan pertama/ atas berwarna bening
kekuningan, sedangkan lapisan kedua berbentuk seperti endapan berwarna putih
dibagian bawah dan orange keunguan dibagian atas.
F. Diskusi
Tryptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang
bersifat esensial bagi manusia. Bentuk yang umum pada mamalia adalah, seperti
asam amino lainnya, L-triptofan. Meskipun demikian D-triptofan ditemukan pula
di alam. Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak dimiliki
asam-asam amino dasar lainnya. Tryptofan bisa ditemukan pada telur, terutama
bagian putih telur.
Dari data dapat
diketahui bahwa uji protein Hopkins Cole yang pertama menggunakan bahan protein
cair, formaldehid, milon dan H2SO4 . Ketika semua bahan
telah dicampur terbentuk 2 lapisan dan ada lingkaran berwarna ungu. Hal ini
menunjukkan bahwa protein cair ini positif mengandung triptofan. Triptofan ini
mengandung gugus indol yang akan berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuat
yaitu H2SO4 sehingga terbentuk cincin berwarna ungu
dibagian atas. Dalam hal ini sebagai H2SO4 oksidator kuat.
Dengan
reaksi :
Kedua menggunakan bahan protein pekat, formaldehid, milon
dan H2SO4 . Ketika semua bahan telah dicampur terbentuk 2
lapisan. Lapisan pertama berwarna bening kekuningan dan lapisan kedua seperti
endapan berwarna orange keunguan. Hal ini menunjukkan bahwa protein pekat ini
negatif mengandung triptofan. Cincin warna ungu akan
terbentuk jika triptofan mengandung gugus indol yang akan berkondensasi dengan
aldehid bila ada asam kuat yaitu H2SO4 . Protein pekat ini
tidak mengandung triptofan sehingga tidak terbentuk cincin warna ungu pada
bagian atas. Adapun endapan putih ini akibat penambahan milon. Apabila milon
ditambahkan pada senyawa protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik akan
menghasilkan endapan warna putih yang akan berubah menjadi merah jika
dipanaskan. Sedangkan warna kuning berasal dari warna protein pekatnya yang
mengakibatkan lapisan kedua seperti endapan berwarna putih kekuningan atau
orange.
G.
Kesimpulan
Uji triptofan
pada protein dapat dilakukan dengan mencampurkan protein dengan reagen Hopkins
cole, diantaranya berbahan formaldehid, milon, dan penambahan H2SO4
sebagai oksidator kuat. Uji triptofan dikatakan positif jika terbentuk cincin
ungu pada campuran. Reaksi yang terjadi pada uji triptofan ini adalah